9/16/16

Pertama di Dunia, Robot Lakukan Bedah di Dalam Mata

 Penggunaan robot dalam tindakan bedah bukanlah hal baru. Tetapi untuk mata, hal ini belum banyak dilakukan. Namun robot rupanya sangat berguna dalam operasi mata karena membutuhkan kejelian tingkat tinggi.

Prof Robert MacLaren dari University of Oxford menjelaskan, mengoperasi mata membutuhkan presisi yang tinggi. "Tantangannya ada pada bagaimana kita mengendalikan agar si robot bisa melakukannya tanpa mengakibatkan kerusakan meski bola matanya terus bergerak," tuturnya.

Agustus lalu, MacLaren dan timnya dari John Radcliffe Hospital, Oxford, Inggris berhasil melakukan bedah mata dengan robot untuk pertama kalinya di dunia.

Berkat terobosan ini, penglihatan seorang pasien bernama Bill Beaver (70) bisa kembali seperti semula. "Ini seperti dongeng saja, tetapi benar-benar terjadi. Saya hanya beruntung karena menjadi yang pertama mendapatkannya," katanya penuh haru.

Juli lalu, ditemukan sebuah membran tumbuh di belakang mata kanannya. Tekanan dari membran ini ternyata menciptakan lubang pada retinanya, sehingga penglihatan sentralnya pun terganggu.

Robot yang digunakan tim MacLaren disebut sebagai The Preceyes, dikembangkan oleh sebuah perusahaan dari Belanda yang bekerjasama dengan Eindhoven University of Technology.

Sekilas robot ini mirip injeksi raksasa, dengan sebuah jarum tipis tepat berada di tengahnya. Dengan menggunakan joystick dan sebuah perangkat layar sentuh, tim dokter bisa memandu robot ini untuk masuk ke dalam mata dan melakukan tindakan pembedahan. 

Robot ini sendiri dilengkapi oleh tujuh motor penggerak dan selain presisi, penggunaan robot tentu juga mampu menghindarkan risiko tremor atau gemetar yang mungkin terjadi jika manusia atau dokter yang melakukan pembedahan.

"Normalnya, ketika kami melakukan operasi semacam ini, kami biasanya menyentuh retina dan mengakibatkan pendarahan. Begitu kami menggunakan robot ini, membrannya bisa terangkat tanpa menimbulkan kerusakan apapun," ungkap MacLaren seperti dilaporkan BBC.

Terlebih lagi, robot ini juga sengaja dibuat agar mudah dioperasikan. Semisal pergerakan yang besar pada joystick menghasilkan pergerakan kecil pada robot, dan jika tim dokter melepaskan tangannya dari joystick, maka robot akan berhenti bergerak. 

"Tidak seperti mesin untuk operasi lainnya, yang ini juga kecil, sehingga mudah dioperasikan," pungkasnya